Selasa, 01 Maret 2011

Uji irit 4 motor matic

Perang, perang dan perang! Itu yang terjadi pada atmosfer dunia skubek Tanah Air. Malah dengan perang terbuka itu, nggak sedikit pabrikan yang klaim, kalau skubeknya paling irit di kelasnya.
Melihat penampakan alias fenomena seperti itu, MOTOR Plus tak tinggal diam. Coba melakukan pengetesan terhadap empat skubek. Yaitu Honda Vario, Kymco Free LX, Suzuki Spin 125 dan Yamaha Mio.
Uji Komparasi 4 Merk Matic

Perang, perang dan perang! Itu yang terjadi pada atmosfer dunia skubek Tanah Air. Malah dengan perang terbuka itu, nggak sedikit pabrikan yang klaim, kalau skubeknya paling irit di kelasnya.
Melihat penampakan alias fenomena seperti itu, MOTOR Plus tak tinggal diam. Coba melakukan pengetesan terhadap empat skubek. Yaitu Honda Vario, Kymco Free LX, Suzuki Spin 125 dan Yamaha Mio.
Supaya fokus, pengetesan tak menilik soal handling dan fitur lagi seperti sudah dibahas di Em-Plus edisi 395/VI. So, empat skubek langsung diuji oleh empat tester MOTOR Plus yang punya gaya khas dan tentu saja berbeda.
Aries, mantan pembalap liar dan doyan balap di aspal. Ia mampu buka-tutup gas dan pintar memainkan rpm. Herry Axl punya latar belakang tracker. Kalau kumat, cara bawanya cenderung akseleratif dan doyan buka-tutup gas. Isf@n, senang turing. Ia ogah main di rpm tinggi dan suka ngurut gas seperti perlakuan pada motor lawas. Sedang Eka yang juga eks pebali, cendrung memainkan semua karakter.
Misal, jika sampeyan suka memutar langsung grip gas ketika hendak melaju. Sementara, ada juga pengendara yang pilih mengurut bukaan gas. Tapi tidak menutup kemungkinan, ada juga bikers yang suka memainkan throttle alias senang buka tutup gas.
Supaya fair dan mendekati kebenaran, seluruh tester mencoba semua motor dalam rentang rolling thunder berjarak 120 km. Tiap 15 km, skubek ganti tester dengan metode stop and go. Perbedaan karakter ini jelas mempengaruhi konsumsi bahan bakar setiap skubek. Oh ya, tentunya pengin tahu juga dong spek masing-masing tester terutama berat badannya. Aries 77 kg, Axl 64 kg, Isf@n 70 kg dan Eka 60 kg. Jika diambil rata-rata, maka total beban tanggungan tiap skubek 67,8 kg.
Makin afdal, seluruh tester dibebani peraturan. Jarak 60 km awal, semua rider tidak diperbolehkan geber skubek di atas 70 km/jam (rata-rata berkendara dalam kota).
Lahan rolling hard dibuat bervariasi. Mulai dari kantor dan dalam kota, menuju provinsi Banten ke arah Cileduk dan Serpong, Tangerang. Kilometer pertama, disuguhi hiruk pikuknya kemacetan Jakarta. Buka-tutup gas nggak beraturan.
Tak lama kemudian kami disuguhi jalan sempit dan lengang pinggiran kota tapi banyak polisi tidur. “Oi.., yuk masuk jalanan off-road, pengin tahu nih, siapa yang lebih irit,” kata Axl. Wow, naluri grasstracknya keluar! Usai menempuh rute yang diinginkan, konsumsi bensin dihitung ulang. Prosesnya, skubek diisi kembali di SPBU. Sebagai catatan, kondisi tangki dalam keadaan penuh sejak berangkat.
Itu metode pertama, lho! Setelah 60 km terakhir, pengetesan dilakukan dengan kecepatan bebas. Di sini keempat skubek diuji serius. Karakter setiap rider lebih bebas keluar. Semuanya mencoba besut dengan kecepatan puncak di setiap motor. Prilaku ini diambil lantaran tidak sedikitnya bikers yang memacu hingga limit kecepatan.
Berdasarkan dua metode ini, Em-Plus mengungkap data konsumsi bensin. Ingin tahu berapa konsumsi bensin yang dihabiskan? Jangan ngopi dulu!
TES PERTAMA
Bensin dipukul rata! Artinya, semua skubek wajib minum bensin tanpa timbel atau Premium TT. Sesuai kesepakatan, empat tester mulai mengendari besutan dengan gaya berbeda. Kecepatan seluruh skubek, dipatok tidak boleh lebih dari 70 km/jam.
Sesi pertama, Honda Vario menunjukan keunggulan. Lantaran skubek pabrikan berlambang sayap mengepak ini, mampu menempuh jarak 48,8 km untuk 1 liter Premium. Angka segitu tergolong irit buat ukuran konsumsi skubek.
Bisa seperti itu, karena power mesin yang dihasilkan Vario sejak putaran rendah hingga menengah cukup rata. Aliran tenaga merata seiring bukaan V-Belt. Jadi, meski kerap dibejek atau buka-tutup gas, konsumsi bensin tidak terlalu pengaruh.
Suzuki Spin 125, berhasil menduduki peringkat kedua dalam konsumsi BBM. Satu liter Premium TT, sanggup menempuh jarak 42,4 km. Sayang, meski mesin Spin 125 lebih besar 15 cc dari kompetitor, tapi belum mampu menutup kekurangan skubek yang rata-rata cukup boros BBM.
Sementara itu, Kymco Free LX bertengger di urutan ke-3. Bisa jadi, ini karena ban besar di pelek diameter 12 inci, cukup berat dipuntir mesin sebagai awalan buat start. Sehingga daya gesek ban dengan aspal cukup besar.
Posisi terakhir Yamaha Mio. Cukup unik karena kalau dilihat dari kapasitas Mio paling imut. Tapi untuk kelas skubek, kapasitas kecil membuat putaran mesin di awalan (akselerasi) jadi butuh lebih tinggi.
Nah, di sinilah kelemahannya. Apalagi jalan yang dilintasi kebanyakan agak ‘pamer paha’ alias padat merayap patah harapan alias macet, bo! Jadi buka-tutup gas lebih sering terjadi.
TES KEDUA
Sesuai perjanjian, pada sesi kedua dipaksa jalan lebih kencang. Tester diperbolehkan jalan secepatnya menuju kantor. Rute jalan yang dilalui sama dengan jalan berangkat. Hanya saja, kondisi lalu lintas agak lancar ketimbang berangkat.
Bensin pun diisi ulang sampai penuh dengan Premium TT. Di sini, Free LX menunjukkan ketangguhan. Jika test pertama skubek Kymco ini bertengger di posisi ke-3, pada sesi kedua muncul jadi yang terbaik.
Konsumsi bensin paling irit. Satu liter Premium TT, mampu meluncurkan sejauh 42 km. Padahal dalam perjalanan pulang itu, empat skubek ini kerap digeber hingga top speed.
Kembali Vario membuktikan, bahwa teknologi Honda tetap mengacu pada hemat bensin. Motor yang dipromosikan Agnes Monica itu, ke-2 dalam urusan konsumsi bahan bakar saat adu geber-geberan. Tapi tentunya penggunanan Premium TT jadi lebih boros ketimbang dipakai santai di bawah 70 km/jam.
Suzuki Spin 125 berada di urutan ketiga. Tapi penggunaan bensin masih realitis untuk kategori skubek. Ingat lho, skubek memang lebih boros ketimbang bebek. Itu karena skubek menggunakan sistem penggerak CVT.
Dalam test kedua sayangnya Mio tidak bisa memperbaiki performa. Skubek yang punya slogan promosi otomatis duluan ini, agak royal minum bensin.
Tapi jika diperhatikan penambahan kebutuhan bensin, Mio paling jempolan. Dibawa secara alus atau digeber abiz, tidak drastis menyedot Premium TT. Untuk 1 liter jarak tempuhnya, hanya berkurang 3,6 km. Sementara untuk skubek lain bisa berkurang di atas 5 km.
Hasil Pengetesan I
1. Honda Vario : 48.8 km
2. Suzuki Spin 125 : 42.4 km
3. Kymco Free LX : 34 km
4. Yamaha Mio : 32.2 km
Hasil Pengetesan II
1. Kymco Free LX : 42 km / ltr
2. Honda Vario : 39,4 km / ltr
3. Suzuki Spin 125 : 32,5 km / ltr
4. Yamaha Mio : 28,6 km / ltr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Sweet Tomatoes Printable Coupons